1 jam lebih di antrian dan 272 anak tangga itu…
Hari kedua di KL ini, kami berencana mengunjungi Petronas Twin Towers, melihat kota KL melalui jembatan Sky Bridge yang terletak di lantai 41 dan 42. Selepas Petronas, Batu Caves yang terletak sekitar 16 km utara KL menjadi tujuan selanjutnya. Di hari kedua ini memang rencana kami hanya akan mengunjungi kedua tempat tersebut, karena menurut perkiraan, waktu untuk mengunjungi kedua tempat tersebut cukup lama. Pertama, menurut informasi, untuk naik ke Sky Bridge, kami harus mengantri tiket yang diberikan gratis. Dan waktu untuk mengantri tiket tidaklah sebentar, mengingat tiket yang dibagikan gratis dan banyak yang ingin kesana, terlebih ini weekend. Kedua, letak Batu Caves yang di luar kota tanpa akses monorail tentu lebih membutuhkan waktu yang banyak ketimbang jika letaknya dilalui akses kereta/monorail. Oleh karena itu, selepas sarapan (gratis) di hostel, sekitar pukul 07.30 kami segera meluncur menuju Petronas Twin Towers untuk mengantri tiket.
Menuruti saran pemilik hostel, dari Bukit Bintang stesen kami naik KL Monorail (RM 3,2) menuju stesen Bukit Nanas. Kami lalu turun dan berjalan kaki menuju arah Petronas Twin Towers melalui Jl. Ampang. Sebenarnya dari stesen Bukit Nanas, kami bisa transit ke Aliran Kelana Jaya dengan berjalan menyusuri koridor menuju stesen Dang Wangi lalu naik menuju stesen KLCC. Namun, untuk menghemat waktu dan Ringgit serta menuruti saran pemilik hostel, kami memilih berjalan kaki menyusuri Jl. Ampang. Suasana masih begitu sepi meski jam telah menunjukkan hampir pukul 08.00. Meskipun sepi, kedisiplinan pengguna jalan sangat terasa disini. Terbukti ketika tak sengaja saya melihat sebuah mobil berhenti di lampu merah, menunggu hijau, padahal jalanan sangat sepi. Bandingkan di Jakarta, pasti mobil seperti itu langsung tancap gas, tak perlu menunggu lampu hijau menyala. Selama menyusuri Jl. Ampang ini kami sempat melewati Malaysia Tourism Centre, pusat informasi turisme Malaysia. Disini segala macam informasi mengenai pariwisata Malaysia dapat diperoleh dengan gratis. Sayang, kami tak sempat mampir dan hanya bisa mengabadikannya melalui foto. Continue reading