Day #1: Macau!

Setelah melewatkan waktu selama lebih kurang 5 jam di pesawat, akhirnya Viva Macau yang kami tumpangi pun mendarat di Bandara Internasional Macau. Kami tiba sekitar pukul 01.30 dini hari waktu Macau. Hawa dingin langsung menyergap sekujur tubuh. Untung kami tidak lupa membawa jaket. Memang, ada baiknya sebelum mengunjungi suatu tempat, sebelumnya kita mencari tahu info mengenai cuaca di tempat tersebut, agar tidak terjadi salah kostum karena membawa pakaian yang tidak sesuai dengan cuaca.

Setelah melewati imigrasi, dengan bantuan peta hasil print yang kami bawa, Taxi pun meluncur ke Augusters Lodge yang terletak di Rua de Dr. Pedro Jose Lobo. Selama perjalanan, saya terkagum dengan cahaya lampu Macau. Setiap sudut jalan berjajar kasino-kasino dengan desain dan arsitektur yang unik dan menarik. Sayang saya tidak sempat mengabadikannya.

Sekitar pukul 02.00 dini hari, kami pun tiba di hostel. Naik ke lantai 3, menekan bel, lalu kami pun check in di tengah kantuk penjaga hostel. Tak banyak yang bisa kami lakukan saat itu selain membersihkan diri dan beranjak tidur.

Grand Lisboa Hotel & Casino

Pagi harinya, berbekal sarapan mie gelas dan roti yang kami bawa sendiri (FYI; hostel di Macau tidak menyediakan sarapan gratis seperti hostel di KL dan Singapura), kami beranjak untuk mengelilingi Macau. Sebelumnya, kami check out dan menitipkan barang bawaan di Hostel untuk diambil sore harinya.

Cuaca Macau pagi itu cukup dingin, berkisar 15′ C. Jalanan mulai ramai dengan aktivitas warga Macau. Dari Hostel, kami berjalan kaki menuju Grand Lisboa & Casino yang letaknya tidak terlalu jauh dari Hostel. Sebagaimana layaknya turis, kami pun melakukan aksi foto di sana. Puas berfoto, berbekal buku Lonely Planet dan Wifi, kami searching sejenak mencari jalur dan arah menuju Venetian Hotel. Venetian Hotel merupakan Hotel dan Kasino termegah di Macau, dimana di dalamnya terintegrasi dengan pusat perbelanjaan dengan konsep kota Venesia dan saluran kanalnya, Grand Canal.

Akhirnya, dengan bus No. 3 kami beranjak menuju Ferry Terminal untuk naik free shuttle bus menuju Venetian Hotel.

Venetian Hotel & Casino: Grand Canal

Turun dari shuttle bus, kami mengikuti langkah orang banyak dan masuk ke dalam dan olala… desain di dalamnya begitu menarik. Sebuah pusat perbelanjaan dengan nuansa kota Venesia, lengkap dengan saluran kanal beratapkan latar langit biru cerah. Aksi jeprat-jepret pun dilancarkan. Bahkan kami pun sempat bertemu dan berfoto bareng dengan pemeran Maria dalam film Ayat-Ayat Cinta, Carissa Putri. Lumayan, kapan lagi bisa berfoto gratis bareng artis, di luar negeri pula…(Malam sebelumnya kami pun sebenarnya satu pesawat di Viva Macau).


Mengingat waktu yang sempit di Macau, kami hanya berputar di dalamnya saja, berfoto, dan menyempatkan makan siang di food court. Untuk lebih amannya, kami memilih menu dari restoran Malaysia, Nasi Hainan seharga 55 MOP. Cukup mahal memang, tapi lumayan besar porsinya sehingga bisa dimakan berdua.

Setelah kenyang, kami segera kembali antri naik free shuttle bus menuju Ferry Terminal untuk kembali ke tengah kota. Dari Ferry Terminal, kami naik Bus No. 12 dan turun di bundaran depan Grand Lisboa Hotel & Casino.

Senado Square & St. Paul’s Ruin

Dari bundaran Grand Lisboa, kami berjalan kaki lurus menyusuri jalan. Tujuan selanjutnya adalah Senado Square dan St. Paul’s Ruin. Kedua tempat ini merupakan landmark kota Macau yang harus dikunjungi. Tidak lengkap rasanya jika ke Macau tanpa mengunjungi kedua tempat ini.

FYI, Senado Square adalah tempat yang selalu ramai dikunjungi turis. Di setiap sisi jalannya terdapat toko-toko mulai dari toko souvenir, makanan, hingga toko branded. Di Senado Square ini begitu jelas perpaduan antara budaya China dan Portugis yang dapat dilihat dari desain bangunan dan jalan yang artistik. Sedangkan St. Paul’s Ruin sejatinya merupakan reruntuhan sebuah gereja yang menjadi saksi sejarah Gereja Mater Dei dan Universitas St. Paul. Yang tersisa di sini hanya fasad depan bangunan gereja saja. Di belakangnya terdapat makam para pendeta terdahulu. Selama berjalan menyusuri Senado Square menuju St. Paul’s Ruin, jangan lupa untuk mencoba kue khas Macau, Egg Tart. Kue kecil bulat seperti pie ini dijual seharga 5-7 MOP per buah. Rasanya enak, perpaduan kulit pie kering dan kelembutan telur yang menjadi isi Egg Tart. Saking enaknya, istri saya membeli 2 kotak yang berisi 8 buah Egg Tart.

Crossing to Hongkong

Terbentur waktu yang sempit, meski kurang puas, kami pun mengakhiri perjalanan di Macau hari itu dengan berjalan kembali ke Hostel dan mengambil tas. Segera kami pun bergerak menuju Ferry Terminal (Bus No. 3) untuk menyeberang ke Hongkong.

Ferry yang kami naiki (Turbojet) berangkat pukul 18.00 waktu setempat. Perjalanan menuju Hongkong memakan waktu lebih kurang selama 1 jam. Di Hongkong, Ferry berlabuh di Central Pier. Untuk menuju hostel di Tsim Sha Tsui, kami harus naik MTR dari stasiun Central ke stasiun Tsim Sha Tsui yang terletak di pulau yang berbeda. Sebelumnya kami harus membeli Octopus Card seharga HKD 150 yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran MTR ataupun bus, juga toko dan restoran tertentu.

Malam itu kami check in di Kowloon New Hostel yang berada di Mirador Mansion setelah sebelumnya direpotkan oleh calo yang berkeliaran di Chungking Mansion, tempat seharusnya kami menginap. Seharusnya kami menginap di Maple Leaf Hostel yang berada di Chungking Mansion, namun pemilik menyarankan kami menginap di Kowloon New hostel untuk malam pertama. Untuk ketidaknyamanan tersebut, kami mendapat refund 40 HKD. Lumayan…

Karena kelelahan seharian berjalan, akhirnya acara jalan malam menyusuri kawasan Tsim Sha Tsui terpaksa dibatalkan dan kami lebih memilih beristirahat.

—————————————————————————————

What We Missed

Macau City Tower, Goddess Kun Lam Statues, Fountain of Wealth…. 😦

—————————————————————-

Notes:

  • MOP (Macau Pattaca) bernilai sama dengan HKD (Hongkong Dollar). Meskipun sama, ada kalanya money changer memberlakukan tarif berbeda (misal: 1 MOP=0,88 HKD, atau sebaliknya). Oleh karena itu, sebaiknya menyiapkan uang MOP atau HKD terlebih dahulu. Jika terpaksa harus menukar uang, tukarlah di money changer yang berada di Ferry Terminal, sebab di sana ratenya sama.
  • Siapkan peta yang jelas menuju hostel atau penginapan. Sebab ada kalanya sopir taxi atau bus tidak mengerti Bahasa Inggris (Kecuali anda bisa berbahasa China).
  • Untuk penginapan di kawasan Tsim Sha Tsui, jika merasa kurang  nyaman bertemu dengan orang Afrika dan calo yang berkeliaran menawarkan kamar,sebaiknya memilih hostel yang berada di Mirador Mansion. Sebaliknya jika hal itu tidak menjadi masalah, hostel di Chungking Mansion bisa jadi pilihan. Keduanya terletak di Nathan Rd, Tsim Sha Tsui.


11 thoughts on “Day #1: Macau!

    • untuk kenyamanan sebenarnya kedua hostel tersebut sama2 nyamannya… karena pemiliknya sama…

      tapi jika disuruh memilih, saya pilih Kowloon New Hostel…

      untuk harga Kowloon lebih mahal dibanding Maple Leaf. Semua memiliki fasilitas kamar mandi dalam dengan shower, televisi, wifi (lebih cepat di maple leaf), free drinks no breakfast

      semoga bermanfaat dan selamat berlibur 🙂

    • langsung ke hostel… make taksi.. siapin aja peta ke hostelnya. soalnya di Macau agak susah nyari orang yg bisa bahasa Inggris… rekomendasi hostel yang lumayan nyaman dan murah saya kurang begitu tau, kemarin itu nyari yg deket aja sama Senado Square jadi di Auguster’s Hostel

      • nginapnya di auguster’s hostel atau auguster’s lodge? gimana kamar dan toiletnya, bersih ga? fasilitasnya apa aja? cara bookingnya gimana? sorry banyak tanya, saya juga mo kesana jadi butuh banget referensi yang banyak. thanks for reply ya..:)

      • nginapnya di auguster’s hostel atau auguster’s lodge? gimana kamar dan toiletnya, bersih ga? fasilitasnya apa aja? cara bookingnya gimana? nyari makanan halal dimana? jadi ngiler liat foto egg tart, halal ga ya?
        sorry banyak tanya, saya juga mo kesana jadi butuh banget referensi. thanks for reply ya..:)

      • auguster’s lodge dan hostel sama aja sist… kamar dan toilet cukup bersih, cuma toilet cukup sempit, buat yg berbadan besar saya rasa akan cukup kesulitan…

        fasilitas free wifi… no breakfast 😦

        cara booking waktu itu saya secara online di http://www.augusters.de/, bayar booking fee dulu, sisanya pas sampe disana… kalo nyari makanan halal saya kurang tahu, kalo untuk cemilan tinggal jalan ke senado square… waktu itu saya bawa bekel sendiri migelas dan roti. egg tart enak memang… kalo halal ndaknya saya kurang tau… maaf.

        its ok, sebisa mungkin saya jawab… tnx udah mampir 🙂

  1. Pingback: Review: Macau-Hongkong-Singapore | esumpelo

  2. Pingback: Back to Macau | esumpelo

Leave a comment